Rabu, 21 Januari 2009

My Other X Chromosome

Tenang aja, ini bukan pembahasan biologi kok...cuma judulnya agak ilmiah, kali aja ada profesor yang mau baca...



Kalo udah pernah belajar biologi pasti tau dong, satu kromosom x paten dari mama, yang satunya lagi bisa x, bisa y dari papa. Post ini bercerita ttg kromosom yang bisa x, bisa y.


Seandainya hari itu yang menyatu adalah x dan y, judul post ini bakalan beda. Dan pastinya headernya gak bakalan sefeminin di atas..hehehe

My Other X Chromosome came from a man that I admire the most.



Dia bukan pria yang paling menawan. Kalo km ketemu dengan dia di mall ato mana, pasti km cuma mikir ‘om-om biasa’. Bukan juga org yang berpendidikan tinggi, sma aja gak lulus. Bukan pula orang yang sensitif-romantis yang bisa mengingat ultah anak-anaknya, ngasi kado jam 12, ngajak dinner mama.


Tapi dia orang yang punya rasa ingin tau yang super besar. Berbagai buku d baca, berbagai acara tv ditonton, berbagai artikel di koran dilahap (dari politik, ekonomi, sampe selebritis…serius ini!). Dia tau lebih banyak tentang kimia praktis dari anaknya yang duduk di SMA. Dia mengerti lebih dalam tentang ekonomi dunia daripada broker saham. Dia lebih tau kalo Ayu Azhari diundang ke pelantikan Obama daripada istrinya yang ngikutin acara gosip di TV.


Dia mungkin bukan orang besar yang terkenal. Tapi orang mengenalnya lewat keluarganya. Istrinya sering dimintai tolong untuk membenarkan peralatan rumah tangga tetangganya. Anaknya dipuji orang karena pengetahuan luas mengenai hal-hal non-akademis. Anaknya yang lain dibanggakan orang lain karena kesopanannya. Anak tetangga mengangguminya karena kehumorisannya dan keahliannya memotong kulit jeruk dengan pisau parang.


Ada banyak cerita tentang dia. Yang mungkin tidak sebesar cerita tentang peraih Nobel atau cerita tentang seorang presiden. Namun, ceritanya adalah cerita seorang ayah.


Satu hari, kita bertengkar dan seperti biasa, aku yang harus minta maaf karena ak yang jd anak. Selesai minta maaf, papa berkata “Kamu tidak tahu betapa papa mencintai kamu.” Hanya sekali papa mengucapkan kalimat itu, tapi aku tahu, kalimat itu punya arti yang sebenarnya.


Separuh kromosomku tidak akan pernah lengkap tanpa kromosom dari papa. Keras kepalaku, rasa ingin tauku, kesukaanku pada buku dan musik, pemikiran dalamku, semuanya melupakan replika kromosomnya.


You too have the same half other chromosome in your body. So love your every chromosome…

6 komentar:

  1. wow, superdad y ^^
    sampaikan salamq padanya y, "shu2 ayah yang hebat yang bisa bikin virjin jd anak pinter"

    =D

    BalasHapus
  2. tempo doloe........
    salam tempodoloe deh........

    BalasHapus
  3. Jin, papamu kok amazing bgt ya kayake, masa jago kimia SMA, melebihi anakanya yg super-jenius???

    Scary daddy kalo bagi aku...

    BalasHapus
  4. Uhm.. ngingetin sama papanya temenku, sementara papaku nggak mungkin bisa kayak papamu :( he's past away for long.

    BalasHapus
  5. keren, jin kata2mu
    ak sampe terharu..
    jd penulis ae km, jin..
    tak dukung100%!!!!!!!!!!

    BalasHapus

thank you for your visit =)
a comment would be nice...cheers!